Rabu, 31 Oktober 2012

Budidaya Jamur Merang

(Volvariella volvaceae)
JAMUR, dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu, dimana jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.
Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.

I.        Pembuatan Kumbung
A.   Penentuan Lokasi :
Sketsa Kumbung Jamur Merang
1.    Sumber jerami
2.    Sumber air
3.    Jalan
B.   Persyaratan Kumbung :
  • Dinding dalam dan atas menggunakan plastik polyetilen.
  • Dinding luar menggunakan sterofoam.
  • Kumbung lebih baik ditempat
C.    Perbedaan kumbung :
Foto Kumbung Jamur Merang
  •  Kumbung atas lancip : bila panas maka uap akan mengalir ke samping. Digunakan untuk kumbung yang memiliki satu rak ditengah.
  • Kumbung atas datar    : uap air akan jatuh ketengah-tengah kumbung. Digunakan untuk kumbung yang memiliki dua rak
II.         Media
1.    Jerami
2.    Kapur CaCO3
3.    Dedak
4.    Limbah kapas 

a)   Jerami mengandung :
  • Lignin
  • Selulosa
  • Silicca
b)   Alternatif jerami   :
  • Alang-alang
  • Eceng gondok
  • Batang jagung
  • Kelaras pisang
c)    Alternatif limbah kapas :
  • Hampas sagu
  • Hampas tahu
  • Hampas tempe
  • Hampas kapuk

     
  • III.        Pembuatan Kompos
    1.    Lapisan atas               : kompos kapas
    2.    Lapisan bawah           : kompos jerami
    IV.       Memasukkan Kompos
    1.    ±10 hari kompos jerami masuk kumbung, simpan setinggi ±40 cm/rak.
    2.    Lapisi ± 0,5 cm kompos kapas yang telah dikompos selama 1 bulan.
    3.    Pasteurisasi sampai suhu 70°C, pertahankan 4-5 jam.
    4.    Penanaman dilakukan bila suhu < 40°C.
    V.       Pasteurisasi / Steam
    Peralalatan Pasteurisasi
    1.    Lantai kumbung dibersihkan.
    2.    Peralatan untuk wadah penanaman bibit harus disertakan dalam pasteurisasi.
    3.    Semua ruang tertutup.
    4.    Drum pasteurisasi diisi penuh, salurkan pipa ke dalam kumbung.
    5.    Setelah mencapai 70°C (biasanya setelah 7-8 jam). Suhu dipertahankan selama 4-5 jam
    6.    Penanaman bibit dilakukan setelah istirahat 1 hari.
    Catatan :   - bila penyeteaman tidak matang, maka jendela harus dibuka agar amoniak keluar.
                     - bila penyeteman matang, maka jendela ditutup saja.

    VI.        Penanaman Bibit
    1.    pH diusahakan mencapai 7 / netral.
    2.    Peralatan untuk penanaman yang telah di pasteurisasi disiapkan untuk diisi bibit.
    3.    Bibit log dihancurkan agar lembut. ( 1 log untuk 1m2)
    4.    Bibit ditabur pada 2/3 media dari tinggi media / tengahnya tidak di tabur.
    5.    Bibit sempilan di tanam di bawah media gulungan sebanyak 2 tempat tanam.
    6.    Bisa juga dibuat bantalan di tiang danditanami bibit.
    Penebaran Bibit Jamur

    7.    Hari I      : penanaman dilakukan sore hari.
    8.    Hari II      : pertumbuhan miselium diperhatikan.
    9.    Hari III     : -  Bila bibit telah keluar miselium, maka langsung disiram.
           -  Bila bibit belum tumbuh, maka penyiraman dilakukan hari ke 4.
           -  Penyiraman bibit dilakukan pada tengah hari ± pkl 13.00
    10. Hari IV     : mulai hari ke 4, pintu & jendela dibuka antara pkl 06.00-06.15.
    11. Hari V     : jendela dibuka 15°. Pintu di buka pkl 00.00 selama ½ jam.
    12. Hari VI     : jendela di buka 30 °.
    13. Hari VII    : jendela di buka 45°.
    14. Hari VIII   : jendela di buka 60-90° / bila jamur tumbuh besar.
    15. Panen selanjutnya jendela dibuka terus sampai selesai.

    VII.        Pemeliharaan Media
    Jamur berumur 7 hari setelah tanam
    1.    Penyiraman dilakukan 3 atau 4 hari setelah tanam.  Untuk mengubah masa vegetatif menjadi     masa generatif. Karena penyiraman dilakukan pada siang hari sehingga jamur menjadi stress dan mengubah fase tanam.
    2.    Temperatur ruangan 34-36°C.
    3.    Temperatur media 34- 38°C.
    4.    Bila temperatur media mencapai 38°C atau lebih maka akan tumbuh cendawan Monilia,
           tumbuh  antara hari ke V – VIII.


    VIII.       Panen
    1.   Ciri jamur siap tanam :
  • Bila masih ada tonjolan    , panen dilakukan keesokan harinya.
  • Bila bulat sudah merata    , jamur siap panen.
2.   Cara panen jamur :
  • Lebih baik tidak menggunakan kuku tangan, tetapi menggunakan pisau yang telah disterilkan.
  • Tinggalkan / sisakan sedikit pangkal buah jamur yang di panen.
  • Media tidak boleh terangkat.
3.  Penyebab menurunnya kualitas jamur merang (bercak-bercak):
  • Pasteurisasi tidak matang
  • Dedak tidak matang
4.  Penyebab jamur pecah :
  • Suhu terlalu tinggi
  • Terlambat waktu panen.
Jika Anda berminat atau ingin tahu lebih lanjut Mohon Hubungi Teten Cahya Mulyana
Pusat Inkubator Agribisnis BBPP Lembang Telp: (022) 27862


JAMUR TIRAM

BUDIDAYA JAMUR TIRAM (KAYU MENJADI MAS)

Bisnis BUDIDAYA JAMUR TIRAM Yang  satu ini memang  sangat besar keuntunganya. dan kita bisa cepat kaya raya.karena modal yang kita perlukan untuk membeli  BAHAN-BAHAN atau Biaya yang kita keluarkan sangatlah sedikit sekali (MURAH MERIAH).
Untuk memulai Bisnis BUDIDAYA JAMUR TIRAM, sangatlah mudah sekali,  Sebelum kita memulai Bisinis BUDIDAYA JAMUR TIRAM seharusnya terlebih dahulu kita harus tau tentang “Ilmu Jamur tiram keseluruhanya baik mulai dari cara membuat bibit jamur tiram sendiri sampai cara membuat Media tanam (Baglog Jamur tiram). Sebab apabila anda sudah mempunyai tentang “ Ilmu Jamur tiram” maka dengan begitu pasti keuntungan yang akan kita peroleh pasti besar sekali, karena kalau kita sudah tau seluk beluk tentang “ Ilmu Jamur tiram” maka kerugian – kerugian dalam proses Produksi sangatlah minim sekali, dengan begitu saya jamin pasti keuntungan di dalam Bisnis BUDIDAYA JAMUR TIRAM anda akan menjulang Rupiah sebanyak mungkin.  Namun apabila anda memulai Bisnis ini (BUDIDAYA JAMUR TIRAM), dengan cara anda membeli maka yang jelas keuntunganya yang anda peroleh pasti menipiiiiiis.

Contoh Ilustrasi permodalan :
- Kayu Gergaji : 1 Truk       = Rp.
750.000,-
- Katul/Dedak : = Rp.
500.000,-
- Kalsium :      
12.000,-
- Plastik : uk 18x35 1kg = Rp. 19.000, (isi 240 biji).    
  Beli 5kg = 19.000x5 = 95.000 (isi 1200 plastik).    
  95.000x4 = Rp. 380.000 (isi 4800 plastik)        = Rp.
380.000,-
- Karyawan : Rp. 350.000/1000 Media Baglog. Rp. 350.000x 5 = 1.750.00. = Rp.
1.750.000,-
- Bahan Bakar = Rp. 300.000,-        = Rp.
300.000,-
       
 
TOTAL
= Rp.
3.692.000,-
Jadi Ilustrasi diatas kalau kita buat/proses kita jadikan Media Baglog Jamur menjadi 5.000 media.
- Sedangkan 1 Media Baglog jamur tiram kalau kita jual Rp.2000/Media      
  Rp.2000 x 5000 Media = Rp.
10.000.000,-
 
Jadi Hasil
= Rp.
10.000.000,-
 
Modal Awal
= Rp.
3.692.000,-
         
 
Laba
= Rp.
6.308.000,-
Proses Pengerjaan dilakukan selama satu bulan
(jadi gaji kita 1 bulan Rp. 6.308.000).
Andai kata dalam 1 Bulan kita Produksi 15.000 Media maka hasil kita   ….. !?. Pastiiii cepat Kaya
itu kalau kita cuman mejual Media Baglog saja tapi belum dari hasil  :
Belum dari hasil Panen kita ......
Belum dari hasil Menjual bibit dll:
Kenapa .....?. di dalam Bisnis BUDIDAYA JAMUR TIRAM anda harus mempunyai “ Ilmu Jamur” terlebih dahulu..................!!!!!
 Jawabnya sebagai berikut :
1. Biaya Produksi lebih murah
2. Menekan Biaya Produksi
3. Mengurangi resiko kegagalan dalam proses Produksi.
4. Kita bisa mengikuti Pangsa Jamur di pasaran. Karena Jenis-Jenis Jamur banyak macamnya :

Jenis – Jenis Jamur :
- Jamur Tiram = Tiram Putih (Exteron/corong, Florida dll). Tiram Coklat, Tiram  (Merah/Pink, Tiram Kuning. )
- Jamur Kuping = Jamur kuping Coklat, Jamur Kuping Hitam, Jamur kuping Putih
- Jamur Ling zhi, Jamur Shitake, Jamur Kancing, Jamur Merang dll. masih banyak lagi     jenis – jenis jamur namun sengaja tidak saya sebutkan.

5. Penghasilan bukan hanya dari hasil Panen jamur saja namun =
    - Bisa dari jual bibit jamur
    - Bisa dari jual Media Tanam Jamur (Baglog) dll.
Maka Jaminan  anda di dalam Melakukan Bisnis  BUDIDAYA  JAMUR  ini Pasti  Sukses

PEMASARAN JAMUR MERANG

Peluang Pasar Domestik

Penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah lebih dari 200 juta, merupakan pasar yang sangat besar untuk pemasaran jamur konsumsi. Terlebih lagi, jika budaya mengonsumsi jamur bisa dikembangkan seperti di negara-negara maju yang masyarakatnya sudah sangat menggemari masakan dari jamur.
Menurut data yang dibuat BPS (Badan Pusat Statistik), konsumsi sayur masyarakat Indonesia pada tahun 2002 tercatat sebesar 30,8 kg/kapita/tahun. Badan kesehatan dunia (FAO) menyatakan bahwa jumlah konsumsi sayuran untuk memenuhi standar kesehatan adalah sebesar 65 kg/kapita/tahun. Dari kedua data tersebut terlihat bahwa konsumsi sayur masyarakat Indonesia belum separuhnya dari rekomendasi FAO. Kondisi inilah yang menjadikan peluang usaha jamur konsumsi di dalam negeri masih sangat terbuka lebar.
Namun, mengingat harganya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan sayuran lain, pasaran jamur konsumsi di Indonesia masih terfokus di kota-kota besar dengan konsumen tertentu. Permintaaan jamur konsumsi biasanya datang dari rumah makan, hotel-hotel berbintang, rumah makan vegetarian, dan restoran kelas atas yang menyediakan menu olahan jamur.
Gambar jamur panen periode ke 11 tanggal 13 Januari 2011
Beratnya 200 gram (2 ons)
Sementara itu, di Bandung, seorang pengusaha katering skala menengah membutuhkan sedikitnya 200 kg jamur/minggu. Jika di Bandung terdapat minimum 10 katering skala menengah seperti ini, kebutuhan jamur mencapai 2.000 kg /minggu.
Kebutuhan tersebut baru untuk memenuhi permintaan jamur segar. Padahal jamur konsumsi tidak hanya dipasarkan dalam keadaan segar, tetapi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan siap saji seperti keripik atau abon. Produk-produk tersebut selain meningkatkan nilai tambah juga merupakan perluasan pemasaran untuk menjaring lebih banyak konsumen.

PESAN IBU

Pesan Ibu

Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"
"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"
"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."
===================================================
Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.